Jakarta, Jumat (12/9/2025) – Presiden menerima perwakilan Gerakan Nurani Bangsa (GNB) dalam sebuah pertemuan yang berlangsung sekitar tiga jam di Istana. Dialog tersebut berlangsung terbuka dan penuh keakraban, membahas berbagai isu kebangsaan serta tuntutan masyarakat sipil.
Tokoh GNB, Quraisy Shihab, menyampaikan apresiasi atas keterbukaan Presiden dalam menanggapi pertanyaan dan masukan. “Kami mendapat banyak informasi dan penjelasan yang sangat memuaskan. Apa yang kami sampaikan difahami dan diterima dengan baik oleh Bapak Presiden,” ujarnya.
Sementara itu, Lukman Hakim menegaskan bahwa pertemuan ini membahas sejumlah tuntutan masyarakat sipil, termasuk yang dikenal dengan istilah “17 plus 8”. Selain itu, pihaknya juga mendorong pembentukan komisi investigasi independen terkait Prahara Agustus yang menelan korban jiwa dan luka-luka. “Presiden menyetujui pembentukan itu dan detailnya nanti akan disampaikan pihak istana,” katanya.
GNB juga meminta agar para aktivis, mahasiswa, dan pelajar yang saat ini masih ditahan di berbagai daerah segera dibebaskan. Menurut Lukman, penahanan tersebut berpotensi mengganggu bahkan memutus proses pendidikan generasi muda.
Isu reformasi kepolisian turut disampaikan dalam pertemuan. Tokoh GNB, Komaruddin Hidayat, mengatakan Presiden menyambut baik usulan pembentukan tim atau komisi reformasi kepolisian. “Harapan masyarakat cukup besar, dan Presiden merespons dengan menyatakan akan segera membentuk komisi tersebut,” jelasnya.
Dalam dialog itu, Presiden menegaskan bahwa aspirasi GNB sejalan dengan visi pemerintahannya. “Apa yang ada dalam Nurani Bangsa itu juga dalam Nurani saya,” ujar Presiden, sebagaimana ditirukan oleh perwakilan GNB.
Pertemuan tersebut menghasilkan kesepahaman dan penguatan pandangan antara Presiden dengan Gerakan Nurani Bangsa mengenai agenda reformasi di bidang politik, ekonomi, hukum, HAM, dan keamanan.
Posting Komentar
Posting Komentar